Saturday 13 December 2014

5. Manusia dan Keindahan


         BAB V
                              MANUSIA DAN KEINDAHAN

A.   KEINDAHAN

Kata keindahan  berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya.  Benda  yang mempunyai  sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan   alam, manusia,   rumah,  tatanan,   perabot  rumah  tangga,  suara,  warna,  dan  sebaginya Kawasan keindahan  bagi manusia  sangat luas, seluas keanekaragaman  manusia  dan sesuai pula dengan perkembangan  peradaban  teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan  dapat dikatakan, bahwa  keindahan  merupakan  bagian  hidup  manusia.  Keindahan  tak  dapat  dipisahkan   dari kehidupan  manusia.  Dimanapun  kapan  pun dan siapa  saja dapat  menikmati  keindahan.
Keindahan   adalah  identik  dengan  kebenaran.   Keindahan  kebenaran   dan  kebenaran adalah  keindahan.  Keduanya  mempunyai  nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai   daya tarik yang selalu  bertambah.  Yang tidak mengandung  kebenaran  berarti  tidak indah.  Karena itu tiruan lukisan  Monalisa  tidak indah, karena dasarnya  tidak benar.  Sudah  tentu kebenaran disini  bukan  kebenaran  ilmumelainkan  kebenaran  menurut  konsep  seni.  Dalarn  seni,  seni berusaha  memberikan   makna  sepenuh-penuhnya   mengenai  obyek  yang  diungkapkan.
Keindahan juga bersifat universal. artinya tidak terikat oleh selcra perseorangan,  waktu dan  tempat,  selera  mode,  kedaerahan  atau lokal.

a.   APAKAH KEINDAHAN ITU?
Menurut  The Liang Gie dalam bukunya "Garis  besar estetika".  Menurut  asal katanya. dalam  bahasa  Inggris  keindahan   itu  diterjemahkan   dengan  kata  "beutiful"   dalam   bahasa Perancis  "beau",   sedang  ltalia  dan  spanyol  "bello"  berasal  dari  kata  latin  "bellum" Akar katanya  adalah  "bonum"   yang  berarti  kebaikan,  kemudian  mempunyai   bentuk  pengecilan menjadi  "bonellum"   dan  terakhir  diperpendek  sehingga  ditulis  "bellum”.
Menurut  cakupannya  orang harus membedakan  antara keindahan  sebagai suatu kwalita abstrak  dan  sebagai  sebuah  benda  tertentu  yang  indah.  Untuk  perbedaan  ini dalam  bahasa Jnggris sering dipergunakan  istilah beauty (keindahan)  dan the beautiful (benda atau hal yang indah).  Dalam pembatasan filsafat  kedua  pengertian  itu  kadang-kadang dicampuradukkan saja.  Disamping  itu terdapat  pula perbedaan  menu rut luasnya  pengertian.  yakni  :
a)     keindahan  dalam  arti yang luas
b)    keindahan  dalam  ani  estetis  murni
c)    keindahan  dalam  ani  terbatas  dalam  hubungannya  dengan  penglihatan
Keindahan   dalam  arti luas  merupakan  pengertian  semula  dari  bangsa  Yunani  dulu yang didalamnya  tereakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum  yang indah, sedang Aristoteles merumuskan  keindahan  sebagi sesuatu yang selain baik juga  menyenangkan.   Plotinus  menulis  tentang  ilmu  yang  indah  dan  kebajikan   yang indah. Orang Yunani dulu berbicara pula mengenai buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tapi bangsa  Yunani juga  mengenal  pengertian  keindahan  dalam  arti estetis  yang disebutnya   'symmetria'    untuk  keindahan  berdasarkan   penglihatan   (  misalnya   pada  karya pahat dan arsitektur  ) dan harmonia  untuk keindahan  berdasarkan  pendengaran  (musik).  Jadi pengertian  keindahan  yang  seluas-luasnya  meliputi  :
Ø  Keindahan
Ø  Seni
Ø  Keindahan
Ø  Alam
Ø  keindahan  
Ø  moral
Ø  keindahan  
Ø  intelektual
b.    NILAI ESTETIK
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti hal nya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan,dan sebagainya.Nilai yang berhubungandengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Masalahnya sekarang ialah : apakah nilai estetik itu ? dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness).Dalam dictionaryof sociologyand related sciences diberikan perumusan tentang value yang lebih terinci lagi sebagai berikut :
Menurut kamus itu selanjutnya nilai adalah semata-mata suatu realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapat pada sesuatu benda sampai terbukti ketidakbenarannya.
Nilai  ekstrinsik   adalah  sifat  baik  dari  suatu  benda  sebagai  alat  atau  sarana untuk sesuatu  hallainnya    (instrumental/contributory   value).  yakni  nilai  yang  bersifat  sebagai alat atau membantu .. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan,  atau sebagai suatu  tujuan,  ataupun  demi  kepentingan  benda  itu sendiri.

c.    KONTEMPLASI  DAN EKSTANSI
Keindahan   dapat  dinikmati  menurut  selera  seni  dan  selera  biasa.  Keindahan   yang didasarkan   pada  selera  seni  didukung  oleh  faktor  kontemplasi   dan  ekstansi.  Kontemplasi adalah  dasar  dalam  diri  manusia  untuk  menciptakan   sesuatu  yang  indah.  Ekstansi  adalah dasar  dalam  diri manusia  untuk menyatakan,  merasakan  dan menikmati  sesuatu  yang indah. Apabila  kedua  dasar ini dihubungkan  dengan  bentuk di luar diri manusia,  maka  akan terjadi penilaian  bahwa  sesuatu  itu indahSesuatu  yang indah  itu memikat  atau menarik  perhatian orang  yang  melihat,  mendengar.  Bentuk  diluar diri manusia  itu berupa  karya  budaya  yaitu karya  seni lukis,  seni  suara,  seni tari, seni sastra,  seni drama  dan  film, atau  berupa  ciptaan Tuhan  misalnya  pemandangan   alam,  bunga  wama-wami, dan lain-lain.

d.    APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN  KEINDAHAN ?
Keindahan  itu pada dasarnya  adalah  alamiah.  Alam ciptaan Tuhan.  Ini berarti  bahwa keindahan   itu  ciptaan  Tuhan.  Alamiah  artinya  wajar,  tidak  berlebihan   tidak  pula  kurang. Kalau  pelukis  melukis  wanita  lebih cantik dari keadaan  sebenarnya. justru  tidak  indah.  Bila ada  pemain   drama   yang  berlebih-lebihan;   misalnya   marah  dengan   meluap-luap   padahal masalahnya  kecil, atau karena  kehilangan  sesuatu  yang tidak berharga  kemudiah  menangis meraung-raung,   itu berarti  tidak  indah.
Pengungkapan  keindahan  dalam karya seni didasari oleh motivasi  tertentu  dan dengan tujuan   tertentu   pula.   Motivasi   itu  dapat  berupa   pengalaman    atau  kenyataan   mengenai penderitaan   hidup  manusia,  mengenai  kemerosotan  moral,  mengenai  perubahan   nilai-nilai dalam  masyarakat,   mengenai  keagungan  Tuhan.  dan  banyak  lagi  lainnya.  Tujuannya   tentu saja  dilihat  dari  segi  nilai  kehidupan  manusia,  martabat  manusia,  kegunaan   bagi  manusia secara kodrati. Berikut ini akan dicoba menguraikan  alasan/motivasi  dan tujuan seniman menciptakan   keindahan.
(1 Tata  nilai  yang telah  usang
Tata  nilai  yang  terjelma  dalam  adat istiadat ada yang sudah  tidak sesuai  lagi dengan keadaan,  sehingga  dirasakan  sebagai hambatan yang merugikan  dan mengorbankan  nilai-nilai kemanusiaan,  misalnya kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih rendah dari derajad laki-laki.
(2)   Kemerosotan   Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral.  Kemerosotan   moral  dapat  diketahui  dari tingkah  laku  dan  perbuatan  manusia  yang bejad   terutama   dari  segi  kebutuhan   seksual..
(3)  Penderitaan manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita,  Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah  yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak bernati-hari dan sebagainya.
(4)   Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan  alam merupakan  keindahan  mutlak  ciptaan Tuhan.  Manusia  hanya dapat meniru saja keindahan  ciptaan Tuhan  itu.
  
D. KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK

Dalam buku AN Essay on Man (1954), Ems Cassirer mengatakan  bahwa arti keindahan tidak bisa pemah selesai diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan  kata-kata penyair    romantik    John   Keats   (1795-1821)    sebagai   pegangan,    
Dalam   Endymion  dia berkata  :
A thing  of beuty  is a joy  forever
its loveliness  iscreases;  it wil never pass  into notl1ingness
Dia mengatakan,  bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan  selama-lamanya,  kemolekannya bertambahdan tidak pemah berlalu ke ketiadaan. Dari sini kita mengetahui  bahwa keindahan hanyalah  sebuah konsep yang baru berkomunikasi  setelah mempunyai  bentuk.  Karena itu dia tidak  berbicara  langsung  mengenai  keindahan,  akan tetapi  sesuatu  yang  indah.
B.  RENUNGAN
Renungan   berasal  dari  kata  renung;   artinya  diam-diam   memikirkan   sesuatu,   atau memikirkan  sesuatu dengan dalam-dalam.  Renungan adalah hasil merenungDalam merenung untuk  menciptakan   seni ada beberapa  teori. Teori-teori  itu ialah  : teori pengungkapan teori metafisik  dan  teori  psikologik.
(a). TEORI  PENGUNGKAPAN
Dalil dan  teori ini ialah bahwa "Art  is an expression  of human  feeling"  ( seni adalah suatu  pengungkapan   dari perasaan  manusia  ). Teori  ini terutama  bertaIian  dengan  apa yang dialarni  oleh  seorang  senirnan  ketika  menciptakan  suatu karya  seni.
(b). TEORI  METAFlSIK
Teori  seni  yang  bercorak  metafisis  merupakan   salah  satu  teori  yang  tertua,  yalmi berasal  dari  Plato  yang  karya-karya  tulisannya  untuk  sebagian  membahas   estetik  filsafati, konsepsi  keindahan  dan  teori seni.
(c).  TEORI  PSIKOLOGIS
Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf  manusiawi dengan konsepsi-konsepsi   tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif.
C.   KESERASIAN
Keserasian  berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
Pertentanganpun  menghasilkan  keserasian.  Misalnya dalam  duma  musik,  pada hakekatnya irama yang mengalun itu merupakan  pertentangan  suara tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut.
Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya adalah sejumlah kualitas / pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita  yang  paling  sering  disebut  adalah kesatuan  (unity).  keselarasan  (harmony), kesetangkupan (syrnetry),  keseimbangan  (balance), dan keterbalikan (contrast). Selanjutnua dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari berbagai keselarasan dan keterbalikan dari garis, wama, bentuk, nada dan kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Teori obyektif berpendapat,  bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapkan  sifat-sifat indah  yang  sudah  ada pada sesuatu benda dan sarna sekali  tidak berpengaruh  untuk menghubungkan.  Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang membuat  sesuatu benda  menjadi  indah atau dianggap  bemilai  estetik, salah satu jawaban  yang telah diberikan selama berabad-abad  ialah perimbangan  antara bagian-bagian  dalam benda indah itu. Pendapat lain  menyatakan,   bahwa  nilai  estetik  itu  tercipta  dengan  terpenuhinya   asas-asas   tertcntu mengenai  bentuk  pada  sesuatu  benda.
Teori  subyektif,  menyatakan  bahwa ciri-ciri yang menciptakan  keindahan  suatu  benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang  yang mengamati  sesuatu  benda. Adanya  keindahan  semata-mata  tergantung  pada penccrapan  dari si pengamat  itu. Kalaupun dinyatakan   bahwa  sesuatu  benda  mempunyai   nilai  estetik,  maka  hal  itu  diartikan   bahwa seseorang   pengamat   memperole sesuatu  pengalaman   estetik  sebagai  tanggapan   terhadap benda  indah  itu.

(a). TEORl  OBYEKTIF  DAN TEORI  SUBYEKTIF
TIle Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan,  bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif.
Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya teIdapat dalam alarn pikiran orang yang mengarnati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori subyektif.

(b) TEORI   PERIMBANGAN
Teori obyektif memandang keindahan  sebagai suatu kwalita dari benda-benda.  Kwalita bagaimana  yang menyebabkan  sesuatu benda disebut indah telah dijawab olch bangs a Yunani Kuno  dengan  teori  perimbangan yang bertahan sejak  abab 5 sebelum  Masehi  sampai  abab17 di Eropa. Sebagai contoh bangunan  arsitektur  Yunani Kuno yang  berupa banyak  tiang besar.
Teori  perimbangan tentang keindahan  dari bangsa  Yunani  Kuno  dulu  dipahami  pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan  dengan  angka-angka. Keindahan dianggap sebagai  kualita  dari  benda-benda yang disusun   (yakni  mempunyai bagian-bagian).  Hubungan  dari bagian-bagian  yang menciptakan  keindahan  dapat dinyatakan sebagai  perlmbangan atau perbandingan angka-angka.


Contoh:
(1)     puisi bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, bans, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai instrinsik.
(2)     Tari, tarian Damarwulan-minakjinggo suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya.
Tarian itu merupakan nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.



0 comments:

Post a Comment