BAB II
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A.   MANUSIA
Manusia  di alarn dunia  ini memegang  peranan  yang unik,  dan  dapat  dipandang
 dari
banyak segi. Dalarn ilmu eksakta,
manusia dipandang  sebagai kumpulan  dari partikel-partikel atom  yang  membentuk  jaringan-jaringan   sistem  yang  dimiliki
 oleh
 manusia
 (ilmu
 kimia),
manusia  merupakan  kumpulan  dari berbagai  sistem  fisik yang  saling  terkait  satu  sarna
 lain
dan  merupakan   kumpulan   dari  energi  (ilmu  Fisika),
 manusia
 merupakan   mahluk  biologis yang  yang
 tergolong
 dalam
 golongan
 mahluk
 mamalia
 (biologi).
 Dalam
 ilmu-ilmu   sosial, manusia merupakan  mahluk yang ingin memperoleh 
keuntungan atau selalu memperhitungkan
setiap kegiatan, sering
disebut homo economicus (ilmu ekonomi). manusia merupakan  mahluk sosial  yang
 tidak
 dapat
 berdiri
 sendiri
 (sosiologi).
 mahluk
 yang
 selalu
 ingin
 mempunyai
kekuasaan   (politik).  mahluk
 yang
 berbudaya,
 sering
 disebut
 homo-humanus   (filsafat).
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang
unsur -unsur yang  membangun   manusia
1.    Manusia  itu terdiri  dari
empat  unsur  yang
saling  terkait,  yaitu
a. Jasad, yaitu  : badan  kasar  manusia  yang  nampat  pada  luarnya,  dapat  diraba
 dan
difoto,  dan 
menempati  ruang
dan  waktu.
b. Hayat,  yaitu  : mengandung
 unsur
 hidup,
 yang ditandai  dcngan  gerak.
c. Ruh, yaitu
 : bimbingan  dan pimpinan  Tuhan, daya yang bekerja
secara  spiritual  dan
memahami   kebenaran,  suatu kemampuan  mencipta  yang
 bcrsifat
 konseptual   yang menjadi  pusat  lahirnya
 kebudayaan.
d. Nafs,  dalam
 pengertian
 diri atau keakuan,
 yaitu kesadaran  tentang  diri 
2.   Manusia  sebagai  satu  kepribadian  mengandung  tiga unsur  yaitu  :
a)     
Id, yang merupakan struktur
kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak,
Id merupakan  libido  murni,
 atau energi 
psikis  yang
menunjukkan   ciri alami  yang irrasional  dan terkait dengan
sex, yang secara instingtual
 menentukan
 proses-proses
ketidaksadaran(unconcious). Id  tidak  berhubungan   dengan  lingkungan   luar  diri, tetapi terkait dengan struktur
lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi
mediator antara  insting Id dengan dunia luar. Mencari  kepuasan
 instingtual
 libidinal
 yang
 harus
dipenuhi   baik  secara  langsung
 melalui
 pengalaman   seksual,  atau  tidak
 langsung
melalui  mimpi atau khayalan.
b)     
Ego, merupakan  bagian  atau struktur kepribadian  yang pertama  kali
dibedakan  dari Id,  seringkali  disebut
 sebagai
 kepribadian   "eksekutif"   karena  peranannya   dalarn menghubungkan   energi
Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti
 oleh orang lain. Perkembangan  ego terjadi antara
usia satu dan dua tahun,
pada saat anak secara
nyata berhubungan   dengan
 lingkungannya.
c)     
Superego,  merupakan
 struktur kepribadian  yang paling akhir, muncul  kita-kira  pada 
usia lima tahun. Dibandingkan  dengan Id dan ego, yang berkembang
 secara internal dalam  diri  individu,
 superego
 terbentuk
 dari
 lingkungan
 eksternal.
 Jadi
 supere
merupakan  kesatuan  standar-standar  moral
 yang  diterima  oleh  ego  dari  sejumlah agen yang mempunyai  otoritas  di dalam lingkungan  luar diri, biasanya
 merupakan
asimilasi  dari
pandangan-pandangan   orang  tua.
Dari uraian  di atas dapat
mengkaji aspek tindakan  manusia
 dengan
 analisa  hubungan antara tindakan dan
usur-unsur manusia. Seringkali, misalnya orang yang senang terhadap penyimpangan  terhadap nilai-nilai masyarakat  dapat diidentifikasi
 bahwa orang tersebut lebih dikendalikan  oleh Id dibanding
 super ego-nya, atau seringkali  ada kelainan
 yang terjadi
pada manusia,  misalnya  orang
 yang  berparas  buruk
dan bertubuh  pendek
 berani
 tampil
 ke muka umum,
 dapat  diterangkan  dengan  mengacu
 pada
 unsur
 nafs
 (kesadaran
 diri)
 yang  dimiliki oleh manusia. Kesemua  unsur tersebut dapat digunakan  sebagai alat analisa
bagi tingkah laku manusia. 
B. HAKEKAT   MANUSIA
A.    
Mahluk  ciptaan
 Tuhan
 yang terdiri  dari  tubuh  dan jiwa
 sebagai satu  kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat,
diraba, dirasa, wujudnya konkrit
tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur
dan lenyap. Jiwa terdapat didalam
tubuh, tidak dapat dilihat,
tidak dapat diraba,
sifatnya abstrak tetapi abadi. jika manusia meninggal, jiwa  lepas dari  tubuh dan kernbali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa  tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia
sebagai penggerak dan sumber
kehidupan.
B.    
Mahluk  ciptaan Tuhan 
yang paling sempurna, jika  dibandingkan  dengan mahluk lainnya.
Kesempumaannya terletak
pada adab dan budayanya, karena
manusia dilengkapi oleh penciptanyadengan akal, perasaan,dan kehendakyang terdapatdidalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio)
manusia rnampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya
nilai baik dan buruk,
mengharuskan manusia mampu rnempertimbangkan. menilai
dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya
perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (perasaan)
dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu
perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi
adalah: rangsangan
 jasmani
 melalui
 pancaindra.
 tingkatnya
 rendah  dan  terdapat  pada  manusia
 atau
binatang.   Perasaan   rohani 
 adalah  
perasaan   luhur  yang
 hanya   terdapat     pada  
manusia misalnya  :
1)
 Perasaan  intelektual: perasaan yang berkenaan dengan  pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang
atau tidak puas apabila ia tidak berhasil
mengetahui sesuatu.
2) Perasaan estetis:
perasaan yang berkenan dengan keindahan. Seseorang
merasa senang apabila ia melihat atau mendengarsesuatu
yang indah, sebaliknya timbul perasaan
kesal apabila tidak indah.
3) Perasaan etis: perasaan yang berkenaandengan kebaikan.Seseorangmerasa senang apabila sesuatu itu baik, sebaliknya perasaan
benci apabila sesuatu itu jahat.
4) Perasaan din: perasaan
yang berkenaan dengan
harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang
memiliki kelebihan pada dirinya,
 ia merasa tinggi,
angkuh dan sombong dan sebaliknya ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah diri (minder)
5) Perasaan  sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan
kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut senang, apabila
orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.
6) Perasaan   religius, 
yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.    
Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan menurut moral.
C.    
Mahluk  biokultural, 
yaitu mahluk  hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi
faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahluk hayati, manusia
dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia.
psikobiologi. patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai
mahluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi - segi
:
kemasayarakatan. kekerabatan. psikologi sosial, kesenian, ekonomi,
perkakas. bahasa, dan sebagainya.
D.    
Mahluk  ciptaan  Tuhan  yang
 terikat
 dengan
 Iingkungan
 ~ekologi), mempunyai Ikualitas dan martabat 
 karena  kemampuan  bekerja
 dan  berkarya
Soren Kienkegaardseorang
filsuf Denmarkpelopor
ajaran "eksistensialisme"memandang manusia dalam konteks kehidupan
konkrit adalah mahluk alamiah yang terikat
dengan lingkungannya (ekologi). Hidup
manusia mempunyai tiga
taraf, yaitu estetis,
etis dan religius
C.   KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Francis  L.K  Hsu, 
sarjana
 Amerika
 keturunan
 Cina
 yang
 mengkombinasikan    dalam dirinya  keahlian  di dalam  ilmu  antropologi.  ilmu psikologi,  ilmu  filsafat
 dan
 kesusastraan dna  k1asik. Karya
tulisnya berjudul Psychological Homeostatis Cina K1asik. Majalah American Anthropologist
Nomor 5 disebut kesadaran
 yang tak dinyatakan
 ( unexpressed  conscious)   . Lingkaran itu  terdiri  dari  pikiran-pikiran   dan  gagasan-gagasan yang  disadari  oleh  si  individu   yang bersangkutan.   tetapi  disimpannya   saja  di 
dalam  alam
jiwanya   sendiri  dan  tak  dinyatakan kepada  siapapun
 juga
 dalam
 lingkungannya   Hal itu disebabkan  ada kemungkinan,  bahwa
:
a). Ia takut salah dan takut dimarahi 
orang apabila ia  menyatakannya.  atau karena  ia punya
maksud  jahat.
b). Ia sungkan  menyatakannya.   atau
karena  belum  yakin  bahwa  ia akan mendapat  respons dan  pengertian   yang  baik  dari  sesamanya.  atau takut
bahwa  walaupun  diberi  respons, respons  itu sebenarnya  tak diberikan  dengan  hati yang ikhlas  atau juga
 karena
 ia takut ditolak  mentah-mentah ..
c). Ia malu  karena
 takut ditertawakan,  atau karena  ada perasaan
 bersalah
 yang
 mendalam
d).   ia tidak bisa menemukan
 kata-kata atau pernmusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang  bersangkutan   tadi
kepada  sesamanya,
Nomor  4 
 disebut  kesadaran  yang dinyatakan  ( expressed  conscious  ). Lingkaran  ini di  dalam    alam 
 jiwa 
 manusia    mengandung     pikiran-pikira,.      gagasan-gagasan,       dan perasaan-perasaan   yang
dapat dinyatakan  secara terbuka
oleh si individu  kepada  sesamanya, yang  dengan
 mudah
 diterima
 dan dijawab  oleh
sesamanya.  
Nomor 3 disebut
lingkaran hubungan karib, mengandung
 konsepsi tentang
orang-orang. binatang-binatang.   atau benda-benda  yang  oleh
 si individu  diajak  bergaul
 seeara
 mesra
 dan
karib,  yang
bisa dipakai  sebagai
 tempat berlindung  dan tempat  menceurahkan   isi
hati apabila ia sedang  terkena  tekanan  batin atau dikejar-kejar
 oleh kesedihan  dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.  
Nomor  2 disebut
 lingkungan
 hubungan
 berguna,
 tidak lagi ditandai
 oleh sikap 
sayang dan mesra, melainkan  ditentukan
 oleh fungsi
kegunaan dari orang. binatang at au benda-benda itu bagi dirinya. 
Nomor  1 disebut
 lingkaran
 hubungan
 jauh,
 terdiri dari pikiran
 dan sikap 
dalam  alam jiwa  manusia  tentang  manusia,  benda-benda,  alat-alat, pengetahuan  dan adat yang ada dalam
kebudayaan  dan
masyarakat  sendiri, tetapi yang jarang  sekali mempunyai  arti dan pengaruh
langsung   terhadap  kehidupan   sehari-hari.
Nomor   0  disebut   lingkungan   dunia  Iuar,  terdiri   dari  pikiran-pikiran    dan anggapan-anggapanyang hampir
sama dengan pikiran
yang terletak dalam
lingkungan nomor1.
D.   PENGERTIAN
 KEBUDA YAAN
Pengertian kebudayaan menyangkut bermacam-macam definisi yang telah
dipikirkan oleh sarjana-sarjana
 bidang sosial
budaya diseluruh dunia.
Dua orang  antropolog  terkemuka  yaitu
 Melville
 J.
 Herkovits   dan  Bronislaw Malinowski mengemukakan
 bahwa Cultural
Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di  dalam
masyarakat ditentukan adanya
oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic,  karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus. Walaupun
orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan
 kematian dan kelahiran. Pengertian
kebudayaan meliputi bidang
yang luasnya seolah-olah  tidak ada batasnya. Dengan
demikian sukar sekali  untuk mendapatkan
 pembatasan pengertian atau definisi yang tegas dan terinci
yang mencakup segala sesuatu yang seharusnya  termasuk  dalam pengertian tersebut
Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal
dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam  bahasa
latin, kebudayaan berasal
dari kata colere.
yan~ berarti mengolah tanah. jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan
sebagai "segala sesuatu
yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau
tcmpat tinggalnya.,  atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan
 hidupnya di dalamlingkungannya
 ". Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu
pada pola-pola perilaku
yang ditularkan secara sosial,
yang merupakan kekhususan
 kelompok sosial
tertentu (Keesing, jilid I. 1989; hal 68)
Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan manusia,
baik yang sifatnya material, seperti peralatan-peralatan  kerja dan teknologi, maupun yang non-material, scpcrti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.
Seorang antropolog yaitu E.B.Tylor  ( 1871 ) mendefinisikan kebudayaan sebagai bcrikut :
Ø 
Kebudayaan  adalah
kompleks yang mencakup pengetahuan,  kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan kemampuan 
lain serta kebiasaan
Ø 
kebiasaan yang didapatkan
oleh manusia sebagai
anggota masyarakat, Dengan perkataan lain kebudayaan
 mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Selo Sumarjan  dan Soelaeman Soemardi merumuskan budaya sebagai semua
hasil karya,  rasa  dan cipta
masyarakat.  Karya
masyarakat menghasilkan
teknologi dan kebudayaan kebendaan
atau kebudayaan jasmaniah
yang diperlukan oleh manusia untuk mcnguasai alam sekitamya, agar kekuatan serta
hasilnya dapat diabdikan untuk masyarakat.
Rasa yang meliputi
jiwa manusia, mewujudkan
segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai
sosial yang perlu untuk mengatur masalah  masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas. Didalamnya termasuk misalnya agama,
ideologi, kebatinan, kesenian dan semua unsur yang
merupakan   hasil  ekpresi    jiwa  
manusia   yang  hidup
 sebagai   anggota  masyarakat.   
Sutan  Takdir  
 Alisyahbana   mengatakan bahwa kebudayaan    adalah  manifestasi   dari cara  berpikir,   hal ini
amat luas apa yang disebut kebudayaan; sebab semua laku dan perbuatan tercakup  di dalamnya,  dan 
dapat  diungkapkan  pada basis  dan  cara  berpikir,  perasaan  juga
maksud  pikiran.
Koentjaraningrat      mengatakan,
 bahwa
 kebudayaan
 antara  lain  berarti 
 keseluruhan gagasan     dan 
 karya  
 manusia    yang 
 harus  
 dibiasakannya       dengan  
 belajar     beserta keseluruhan     dari 
 hasil  budi  pekertinya.
A.L Krober   dan  C.Kluckhon   mengatakan,  bahwa   kebudayaan  
 adalah 
 menifestasi at au  penjelmaan    kerja  jiwa  
manusia   dalam   arti  seluas-Iuasnya.
C.A.Van   Peursen   mengatakan,   bahwa  dewasa  ini kebudayaan     diartikan    sebagai manifestasi    kehidupan     setiap 
 orang, 
 dan 
 kehidupan     setiap 
 kelompok    orang-orang, berlainan    dengan 
 hewan-hewan,    maka  manusia 
 tidak  hidup  begitu  saja  ditengah   alam, melainkan    selalu  mengubah    alam.
Kroeber     dan   Klukhon    mcndctinisikan    kebudayaan;      kebudayaan     terdiri    at as
berbagai    pola,  bertingkah    laku  mantap, 
 pikiran,   perasaan    dan  reaksi   yang  diperoleh dan   terutama     diturunkan     oleh  simbol-simbol    yang 
 menyusun    pencapaiannya     secara tersendiri      dari  
 kelompok-kelompok       manusia,    termasuk     didalamnya      oerwujudan benda-benda     materi, 
 pusat 
 esensi  kebudayaan     terdiri 
 at as
 tradisi   dan 
 eita-cita   atau paham,   dan  terutama    keterikatan    terhadap    nilai-nilai, secara
 praktis
 bahwa
 kebudayaan
 merupakan
 sistem nilai dan gagasan  utama  (Vital). Sistem   nilai  dan  gagasan 
 utama 
 itu  dihayati   benar-benar    oleh  
para  pendukung kcbudayaan
 yang bersangkutan dalam kurun waktu terteruu, sehingga
mendominasi keseluruhan kehidupan    para 
 pendukung    itu,  dalam 
 arti  mengarahkan    tingkah 
 laku 
 mereka 
 dalam masyarakatnya.   Dapat dikatakan  pula, bahwa sistem nilai dan gagasan 
utama itu memberikan pola untuk bertingkah laku
kepada masyarakatnya,atau dengan kat lain. memberi
seperangkat model untuk bertingkah laku.
Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hakekat kebudayaan
terwujud dalam tiga sistem kebudayaan secara
terperinci, yaitu sistem
ideologi, sistem
sosial dan sistem
teknologi.
E.   UNSUR - UN SUR KEBUDAYAAN
Kebudayaan   setiap
 bangsa
 atau
 masyarakat   terdiri  dari  unsur-unsur   besar  maupun unsur-unsur  keeil yang merupakan
 bagian dari suatu kebulatan 
yang bersifat sebagai
kesatuan. Misalnya  dalam  kebudayaan  Indonesia  dapat dijumpai  unsur besar seperti  umpanya  Majelis Permusyawaratan   Rakyat 
disamping  unsur-unsur  kecil
seperti sisir, kancing,  baju,
peniti  dan lain-lainnya  yang
 dijual
 di pinggir
jalan.
C.Kluckhohn       di  dalam    karyanya    berjudul    Universal     Categories     of Culture
mengemukakan,   bahwa  ada tujuh  unsur  kebudayaan  universal,yaitu   :
1.    Sistem  Religi
 (sistem
 kepercayaan).
Merupakan   produk   manusia 
 sebagai  homo   religieus. 
 Manusia 
 yang  memiliki kecerdasan  pikiran  dan perasaan
 luhur, tanggap 
bahwa di atas kekuatan
 dirinya  terdapat kekuatan  lain yang maha besar. Karena itu manusia  takut, sehingga  menyembahnya   dan lahirlah  kepercayaan   yang  sekarang  menjadi  agama.
2.     Sistem  organisasi
 kemasyarakatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah
organisasi kemasyarakatan  dimana manusia bekerja  sama  untuk
 meningkatkan
 kesejahteraan
 hidupnya.
3.    Sistem
 pengetahuan.
Merupakan   produk  manusia
 sebagai
 homo
 sapiens.  Pengetahuan   dapat
 diperoleh
dari pemikiran  sendiri, disamping  itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan  manusia mengingat-    ingat apa yang telah diketahui  kemudian  menyampaikannya   kepada  orang lain melalui bahasa.
menyebabkan  pengetahuan  menyebar  luas. Lebih-lebih  bila pengetahuan  itu dibukukan,  maka penyebarannya  dapat
dilakukan  dari
satu generasi  ke generasi  berikutnya.
4.     Sistem
 mata
 pencaharian
 hidup
 dan  sistem-sistem  ekonomi.
Merupakan produk manusia
sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan
manusia  secara  umum  terus
 meningkat.
 5.     Sistem
 Teknologi
 dan  Peralatan.
Merupakan
 produk dari manusia  sebagai homo faber.
Bersumber  dari
pemikirarmya yang  eerdas  
dan  dibantu 
 dengan  tangannya   yang  dapat  memegang   sesuatu 
 dengan erat,manusia  dapat membuat 
dan mempergunakan  alat. 
6.     Bahasa.
Merupakan   produk
 dari  manusia  sebagai  homo  longuens.
 Bahasa
 manusia
 pada
mulanya  diwujudkan  dalam  bentuk tanda 
(kode) yang kemudian  disempumakan   dalam bentuk  bahasa  lisan,
 dan  akhimya  menjadi  bentuk  bahasa
 tulisan.
7.     Kesenian.
Merupakan   hasil
 dari
 manusia
 sebagai
 homo
 aestetieus.   Setelah  manusia   dapat mencukupi  kebutuhan  fisiknya, maka dibutuhkan  kebutuhan  psikisnya  untuk dipuaskan.
Cultural-universal   tersebut,
 dapat
 dijabarkan
 lagi
 ke  dalam  unsur-unsur   yang  lebih kecil. Disebut kegiatan-kegiatan
 kebudayaan
 atau cultural 
 activity  Contoh cultural 
universal pencaharian   hidup
 dan  ekonomi,  antara lain mencakup
 kegiatan-kegiatan   seperti  pertanian, peternakan,  sistem produksi,  sistem distribusi, dll. Cultural
activity dapat dibagi
lagi menjadi unsur-unsur   yang  lebih  kecil  lagi  yang 
disebut  trait-complex.
F.  WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu
1.   Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran
manusia :
Wujud ini disebut
sistem budaya, sifatnya
abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya. atau dengan perkataan lain. dalam alam pikiran
warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka
lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-bukuhasil karya
para penulis warga
masyarakat yang bersangkutan Sekarang  kebudayaan  ideal juga 
banyak tersimpan  dalam disk. arsip. koleksi  micro  film
dan microfish.
2.     Kompleks  aktivitas  :
Berupa   aktivitas  manusia 
 yang  saling  berinteraksi,   bersifat  kongkret,   dapat  diamati 
 atau diobservasi. Wujud ini sering disebut
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dariaktivitas-aktivitas
manusia-rnanusia   yang berinteraksi,  berhubungan.  serta bergaul  satu 
dengan  yang  lain
dari detik  ke detik,  dari hari ke hari, dan dari tahun
ke tahun,  selalu menurut  pola-pola  tertentu yang berdasarkan  adat tata kelakuan.  Sebagai rangkaian  aktivitas manusia dalam  masyarakat, sistem sosial bersifat konkret, 
terjadi disekeliling  kita sehari-hari, bisa diobservasi,  difoto dan didokumentasi.
3.     Wujud
 sebagai
 bend a :
Aktivitas  manusia  yang  saling
 berinteraksi
 tidak lepas 
dari  berbagai  penggunaan   peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai
tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan   benda  untuk  berbagai  keperluan  hidupnya.  Kebudayaan   dalam  bentuk  fisik yang  kongkret  bisa juga
 disebut kebudayaan  fisik, mulai dari benda yang diam  sampai  pada benda  yang
 bergerak.
Ketiga wujud dari kebudayaan tadi, dalam kenyataan
kehidupan masyarakat  tak terpisah
satu  sama
 lain.  Kebudayaan   ideal
 dan  .adat istiadat
 mengatur
 dan
 memberi   arah  kepada tindakan-tindakan   dan 
karya  manusia.  Baik pikiran-pikiran  dan  ide-ide
 , maupun  tindakan dalam karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, kebudayaan fisik membentuk  suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan 
manusia dari  lingkungan   alamialmya  sehingga  mempengaruhi   pula
pola-pola  perbuatannya, bahkan juga  cara berpikirnya.
24
G.   ORIENTASI  NILAI BUDAY A
Kebudayaan  sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut
C.Kluckhohn  dalam karyanya  Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia,  secara  universal  menyangkut
 lima
 masalah
 pokok
 kehidupan
 manusi,
 yaitu
 :
1.    Hakekat  hidup  manusia
 ( MH  )
Hakekat   hidup  untuk  setiap  kebudayaan   oerbeda  secara  ekstem;   ada  yang  berusaha untuk memadamkan
 hidup, ada pula yang dengan pola-pola
kelakuan tertentu menganggap hidup  sebagai  suatu
 hal yang baik, "mengisi  hidup"
2.     Hakekat  karya  manusia
 ( MK 
)
Setiap kebudayaan  hakekatnya  berbeda-beda,  diantaranya  ada yang beranggapan
 bahwa
karya bertujuan untuk hidup. karya memberikan kedudukan atau kehormatan,  karya merupakan  gerak  hidup
 untuk
 menambah
 karya
 lagi.
3.    Hakekat  waktu  manusia
 ( WM  )
Hakekat  waktu untuk setiap kebudayaan  berbeda;  ada yang berpandangan
 mementingan
orientasi  masa  lampau,  ada pula  yang  berpandangan  untuk  masa  kini  atau masa  yang akan  datang.
 4.     Hakekat  alam  manusia  ( MA  )
Ada kebudayaan   yang menganggap  manusia  harus mengeksploitasi    alam
atau memanfaatkan    alam  semaksimal   mungkin.   ada  pula  kebudayaan   yang  beranggapan manusia  hams
 hannonis
 dengan
 alam
 dan manusia  hams  menyerah  kepada  alamo
5.     Hakekat
 hubungan
 manusia
 ( MN  )
Dalam hal ini ada yang mementingkan
 hubungan
 manusia  dengan  manusia.  baik secara horizontal  (sesamanya)  maupun
secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh).  Ada pula yang  berpandangan   individualistis  ( menilai  tinggi  kekuatan  sendiri
 ).
H.   PERUBAHAN   KEBUDAYAAN
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan
berubah, sekalipun masyarakatdan kebudayaa
primitif 
yang  terisolasi dari berbagai hubungandengan masyarakat lainnya.
Tidak ada kebudayaan yang statis, semua
kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan
sebenamya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat
yang menjadi wadah kebudayaan
tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan hubungan-hubungandengan manusialainnya.Artinya,karena teIjadihubungan antar
kelompok manusia di dalam masyarakat .
Terjadinya gerak / perubahan
ini disebabkan oleh beberapa hal :
1)     
Sebab-sebab yang berasal
dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri,
misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2)     
Sebab-sebabperubahan lingkunganalam dan fisik tempat mereka
hidup. Masyarakat yang hidupnya
terbuka. yang berada
dalam jalur-jalur hubungan dengan
masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.
Perubahan ini, selain karena jumlah
penduduk dan komposisinya,juga karena adanya difusi kebudayaan. penemuan-penemuan barn,
khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Dalam Perubahan sosial terjadi
perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial, antara lain. sistem politik
dan kekuasaan. persebaran penduduk, sistem status. hubungan-hubungan di dalam keluarga.
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-Iembagakemasyarakatan di dalam
suatu masyarakat.yang mempengaruhisistemsosialnya.termasukdidalanmyaniali-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku
di antara kelompok-kelornpokdalam masyarakat.
Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi
terjadi apabila suatu kelompok
manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu
kebudayaan asing yang bebrbeda
sedemikian rupa. sehingga
unsur-unsur kebudayaan asing
itu dengan lambat laun  diterima  dan  diolah  kedalam kebudayaan sendiri, tanpa
menyebabkan  hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan
Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi
dalam masa-masa  silam. Biasanya
suatu masyarakat  hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat   lainnya dan antara mereka
terjadi   hubungan-hubungan.     mungkin 
 dalam  
lapangan   perdagangan.    pemerintahan    dan sebagainya.  Pada saat itulah unsur-unsur  masing-masing  kebudayaan  saling menyusup.
 Proses migrasi   besar-besaran
dahulu   kala mempermudah    berlangsungnya    akulturasi   tersebut. Beberapa  masalah
 yang
 menyangkut
proses  tadi
adalah  :
A.   Unsur-unsur   kebudayaan   asing  manakah  yang  mudah
 diterima.
B.    Unsur-unsur   kebudayaan   asing
manakah  yang  sulit
diterima.
C.    Individu-individu   manakah
 yang cepat  menerima  unsur-unsur  yang
 barn.
D.    Ketegangan-ketegangan    apakah  yang  timbul
 sebagai
 akibat
 akulturasi
 tersebut
1.     
Pada  umumnya 
 unsur-unsur  kebudayaan  asing
 yang
 mudah
 diterima
 adalah
 :
a)     
Unsur kebudayaan  kebendaan
 seperti peraiatan
yang terutama  sangat mudah dipakai
dan  dirasakan
 sangat
 bermanfaat
 bagi masyarakat  yang  menerimanya. 
 Contohnya alat tulis menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia diambil
dari unsur-unsur
kebudayaan   Barat.
b)     
 Unsur-unsur   yang  terbukti  membawa   manfaat   besar,  misalnya   radio.  komputer, telephone  yang
 banyak
 membawa
 kegunaan
 terutama
 sebagai
 alat komunikasi.
c)     
Unsur-unsur   yang
 dengan
 mudah
 disesuaikan   dengan  keadaan   masyarakat   yang menerima   unsur-unsur  tersebut,  seperti
 mesin
 penggiling
 padi
 yang
 dengan
 biaya murah           serta 
 pengetahuan     teknis  
 yang 
 sederhana,     dapat   
digunakan     untuk
memperlengkapi   pabrik -pabrik  penggilingan.
2.     
Unsur-unsur  kebudayaan  yang sulit diterima
 oleh sesuatu  masyarakat  adalah  misalnya
 :
a)     
Unsur  yang  menyangkut   sistem  kepercayaan  seperti
 ideologi,
 falsafah
 hidup
 dan
lain-lain.
b)     
Unsur-unsur   yang
 dipelajari
 pada
 taraf
 pertama
 proses
 sosialisasi.   Contoh 
 yang paling mudah  adalah
soal makanan  pokok suatu masyarakat.
 Nasi sebagai 
makanan pokok  sebagian  besar  masyarakat
 Indonesia  sukar  sekali  diubah  dengan  makanan
pokok  yang  lainnya.
3.     
Pada umumnya  generasi  muda dianggap  scbagai individu-individu  yang
cepat menerima unsur-unsur  kebudayaan
 asing yang masuk mclalui proses akulturasi. Sebaliknya  generasi tua,  dianggap   sebagai  orang-orang   kolot  yang  sukar  mcncrima   unsur  barn.  Hal  itu disebabkan  karena  norma-norma
 yang tradisional  sudah mcndarah  daging
dan menjiwai sehingga  sukar sekali
untuk  mcngubah  norma-norma  yang sudah
dcmikian  meresapnya dalam  jiwa   generasi   tua  tcrscbut.   Scbaliknya   bclum 
 mcnctapnya    unsur-unsur    atau norma-norma   tradisional  dalam jiwa  gcnerasi  muda, mcnycbabkan  bahwa  mereka
 lebih
mudah menerima  unsur-unsur
 baru yang kcmungkinan
 bcsar dapat mcngubah
 kehidupan
mereka.
4.     
Suatu masyarakat  yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok   individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan  diri dengan perubahan-perubahan
yang teIjadi. Perubahan-perubahan   masyarakat
 dianggap
 oleh golongan  tersebut  sebagai
keadaan  krisis  yang  membahayakan   keutuhan  masyarakat.  Apabila
 mereka
 merupakan
golongan  yang
kuat, maka mungkin  proses
perubahan  dapat
ditahannya.  Sebaliknya  bila mereka  berada di pihak yang lemah, maka mereka hanya dapat menunjukkan  sikap yang tidak  puas.
Berbagai
 faktor
 yang  mempengaruhi 
 diterima  atau tidaknya  suatu 
unsur  kebudayaan baru  diantaranya   :
1.         Terbatasnya  masyarakat  memiliki hubungan
atau kontak dengan kebudayaan
 dan dengan orang-orang   yang  berasal  dari luar masyarakat  tersebut.
2.         Jika pandangan  hidup dan nilai-nilai
 yang dominan  dalam  suatu
kebudayaan  ditentukan oleh  nilai-nilai  agama,
 dan ajaran  ini terjalin
 erat dalam
 keseluruhan
 pranata
 yang
 ada,
maka  penerimaan   unsur  barn  itu
mengalami   hambatan  dan  harus
 disensor   dulu  oleh berbagai  ukuran  yang berlandaskan  ajaran  agama
 yang
 berlaku.
3.         Corak struktur
 sosial suatu
masyarakat  turut
menentukan  proses
penerimaan  kebudayaan baru.
 Misalnya  sistem  otoriter  akan  sukar  menerima  unsur  kebudayaan  baru.
4.         Suatu  unsur  kcbudayaan  diterima  jika  sebelumnya
 sudah
 ada unsur-unsur  kebudayaan yang  mcnjadi
 landasan
 bagi diterimanya  unsur  kebudayaan
 yang
 baru
 tersebut.
5.         Apabila  unsur  yang  barn  itu mcmiliki  skala  kegiatan  yang  terbatas,  dan  dapat  dengan mudah  dibuktikan  kcgunaannya olch  warga  masyarakat  yang  bersangkutan.
Proses   akulturasi   yang  bcrjalan dcngan   baik  dapat
 menghasilkan    integrasi 
 antara unsur-unsur   kebudayaan   asing  dcngan  unsur-unsur  kcbudayaan   sendiri.  Dengan  demikian
unsur-unsur  kebudayaan  asing  tidak lagi dirasakan
 scbagai  hal 
yang  berasal  dari  luar,  akan tetapi  dianggap
 scbagai
 unsur-unsur
 kcbudayaan
 scndiri.
 Unsur-unsur
 asing
 yang  diterima, tentunya  terlebih dahulu
mengalami  proses
pengolahan,  sehingga  bentuknya  tidaklah  asli lagi sebagai  semula.
I.  
 KAITAN MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya  bahwa walaupun
 keduanya
 berbeda tctapi
kcduanya merupakan  satu kesatuan.  Manusia  menciptakan kcbudayaan.  dan setelah
kcbudayaan  itu tercipta maka kebudayaan
 mengatur
 hidup
 manusia
agar sesuai dcngannya.  Tampak  bahwa keduanya
akhimya  merupakan  satu kesatuan.  Contoh scdcrhana  yang dapat kita lihat
adalah hubungan  antara manusia  dengan  peraturan-peraturan
Pada  saat awalnya  peraturan  itu dibuat  oleh manusia.  setelah  peraturan  itu
jadi  maka
 manusia
 yang membuatnya  harus  patuh kepada  peraturan  yang dibuatnya  sendiri itu.  Dengan   demikian   dapat 
 disimpulkan    bahwa 
 manusia 
 tidak 
 dapat  
dilepaskan    dari
kebudayaan,   karena  kebudayaan   itu merupakan
 perwujudan
 dari
 manusia
 itu  sendiri.  Apa yang  tercakup  dalarn  satu kebudayaan
 tidak akan jauh
 menyimpang
 dari kemauan  manusia yang  membuatnya.
Dari  sisi lain.  hubungan  antara  manusia
 dan  kebudayaan  ini
dapat  dipandang  setara dengan hubungan 
antara manusia dengan
masyarakat dinyatakan sebagai dialektis. maksudnya saling  terkait  satu  sarna lain.
 Proses
 dialektis
 ini tercipta  melalui  tiga tahap  yaitu  :
1.         Eksternalisasi,  yaitu proses
dimana manusia mengekspresikan  dirinya dengan membangun
dunianya.  Melalui  ekstemalisasi   ini masyarakat
 menjadi
 kenyataan
 buatan
 manusia
2.         Obyektivasi,   yaitu  proses  dimana  masyarakat   menjadi 
 realitas  obyektif.   yaitu  suatu kenyataan  yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan
demikian masyarakat   dengan  segala
 pranata
 sosialnya
 akan
 mempengaruhi   bahkan  membentuk perilaku  manusia.
3.         Intemalisasi.  yaitu proses dim ana masyarakat disergap
kembali oleh manusia.
Maksudnya bahwa  manusia  mempelajari  kembali masyarakatnya  sendiri agar dia dapat hidup dengan baik,  sehingga
 manusia
 menjadi
 kenyataan
 yang dibentuk  oleh  masyarakat.
Apabila  manusia  melupakan   bahwa  masyarakat   adalah  ciptaan  manusia.   dia  akan
menjadi  terasing  atau tealinasi .
Manusia  dan
kebudayaan,  atau
manusia  dan masyarakat.
 oleh karena  itu
mempunyai hubungan  keterkaitan  yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang  ini kita tidak dapat lagi membedakan   mana  yang  lebih  awal  muncul  manusia  atau
 kebudayaan.   Analisa  terhadap
keberadaan  keduanya  harus menyertakan  pembatasan  masalah dan waktu agar penganalisaan
dapat  dilakukan  dengan  lebih cermat.
BAB
III
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
A.  PENDEKATAN KESUSASTRAAN
lBO,  yang 
semula  dinamakan  Basic Humanities,  berasal  dari
 bahasa
 Inggris
 the hu manities.  Istilah  ini berasal
 dari bahasa
latin Humanus,  yang berarti  manusiawi,  berbudaya, dan  halus.  Dengan  mempelajari  the humanities  orang  akan menjadi  lebih
manusiawi,  lebih berbudaya  dan lebih  halus.  Jadi the humanities
 berkaitan
 dengan
 masalah
 nilai,
 yaitu
 nilai
kita  sebagai
 homo
 humanus.
Untuk  menjadi  homo  humanus,
 manusia
 hams
 mempelajari
 ilmu,  yaitu  the humani
ties, disamping  tanggung jawabnya  yang lain. Apa yang dimasukkan
 kedalam  the humanities
masih  dapat  diperdebatkan,   dan  kadang-kadang   disesuaikan   dengan  keadaan   dan  waktu. Pada umumnya the humanities
mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya
 tennasuk
sastra,  sejarah,  cerita  rakyat,
 dan sebagainya.
Karena   seni   adalah 
 ekspresi    yang 
 sifatnya   tidak 
 nonnatif.     seni  lebih 
 mudah berkomunikasi.   Karena 
tidak normatif,  nilai-nilai
 yang disampaikannya   lebih 
fleksibel,  baik isinya  maupun  earn penyampaiannya
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaranabstraksi.Sementaraitu filsafat, yangjuga mempergunakanbahasa,adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan. dan lainnya yang digarap
oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah
 yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
IBD adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam
satu semester, sebagai
bagian dari MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam
pengetahuan budaya ( The Humanities
), Akan tetapi IBD semata-mata sebagai
salah satu usaha
mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan earn memperluas wawasan
pemikiran serta kemampuan
kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswatidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik
sastra, dan sebaginya.Memang seperticabang-cabangthe humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajarkan
sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa
untuk menjadi lebih humanus. Demikian
juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian
dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities. mahasiswa diharapkan
dapat menjadi homo humanus
yang lebih baik.
B. 
 H..MU
BUDAYA DASAR YANG DlliUBUNGKAN
 DENGAN PROSA
Istilah
prosa banyak padanarmya. Kadang-kadang disebut narrative
fiction, prose fiction atau hanya fiction saja  Dalam bahasa Indonesia istilah
tadi sering diteIjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai
pemeran. lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai unnik roman, atau novel, atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indoensia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa barn.
A.   Prosa
lama meliputi
1.      dongeng-dongeng
2.      hikayat
3.      sejarah
4.      epos
5.      cerita pelipur lara
B. Proses
prosa baru
1.     
Cerita pendek
2.     
Roman
novel
3.     
Biografi
4.     
Kisah
5.     
Otobiografi
C.   NILAI-NILAI  DALAM PROSA FIKSI
Sebagai seni yang bertulang punggung
cerita, mau tidak. mau karya sastra
(prosa fiksi) langswtg atau tidak langsung membawakan
 moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan
lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca
lewat sastra Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain ;
I.  
 Prosa
fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan  kesenangan  yang diperoleh dari membaca  fiksi   adalah  pembaca mendapatkan pengalaman
sebagaimana mengalaminya sendiri
peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan.   Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belurn dikunjunginya
 atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit peIjalanan
hidupnya untuk mencapai
sukses.
2.  
 Prosa fiksi memberikan infonnasi
Fiksi memberikan sejenis
intormast yang tidak. terdapat
di dalam ensiklopedi. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada  sejarah atau Iaporan jumalistik tentang kehidupan
 masa kim, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan
yang akan datang atau kehidupan yang asing sarna sekali.
3.   
 Prosa  fiksi 
memberikan   warisan
 kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli  imaginasi,  dan merupakan  sarana bagi pemindahan   yang tak henti-hentinya   dari  warisan  budaya  bang sa.
4.     Prosa  memberikan   keseimbangan   wawasan
Lewat   prosa   fiksi  seseorang   dapat  menilai 
 kehidupan   berdasarkan    pengalaman pengalaman   dengan  banyak  individu.  Fiksi juga  memungkinkan   labih 
banyak  kesempatan untuk  memilih  respon-respon  emosional  atau rangsangan  aksi yang mungkin
 sangat berbeda daripada  apa  yang  disajikan
 dalam
 kehidupan
 sendiri.
Adanya  semacam  kaidah  kemungkinan   yang tidak
 mungkin
 dalam
 fiksi
 inilah
 yang
memungkinkan  pembaca untuk dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya
tentang  tokoh,  hidup  dan kehidupan  manusia.  Dari banyak  memperoleh
 pengalaman   sastra, pembaca    akan   terbentuk    keseimbangan     wawasannya,     terutama    dalam 
 menghadapi kenyataan-kenyataan   diluar
dirinya yang mungkin  sangat
berlainan  dari
pribadinya.  Seorang dokter  yang  dianggap
 memiliki
 status
 sosial
 tinggi,
 tetapi
 temyata
 mendatangi   perempuan simpanannya   walaupun  dengan  alasan-alasan
 psikologis,
 seperti dikisahkan  novel  belenggu,
adalah contoh kemungkinan  yang
tidak mungkin. tetapi
justru dari sinilah pembaca memperluas perspektifnya   tentang  kehidupan  manusia.
Berkenaan  dengan  moral,  karya  sastra dapat
 dibagi
 menjadi
 dua;
 Karya
 sastra
 yang
menyuarakan  aspirasi jamannya,  dan karya sastra yang menyuarakan
 gejolak jamannya.  Ada juga  yang
 tentunya
 menyuarakan
 kedua-duanya.
Kedua macam karya sastra itu selalu menyampaikan  masalah. Masalah ini disampaikan dengan jalan menyajikan  interaksi tokoh-tokohnya.  Masing-masing  tokoh mempunyai temperamen,  pendirian, dan kemauan yang berbeda-beda. Perbedaan
ini menimbulkan  konflik. Kontlik  dapat
 terjadi
 baik
 didalam
 diri  tokoh  sendiri  maupun  diantara
 tokoh
 satu
 dengan
tokoh  lainnya.
D.   ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan
diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang mumi. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai
sumber belajar sesuai dengan tema-tema  atau pokok bahasan
yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
Puisi termasuk seni
sastra, sedangkan sastra bagian
dari kesenian, dan kesenian cabang/ unsur dari kebudayaan. Kalau diberi batasan,
maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia,
alam, dan Tuhan
melalui media bahasa yang artistik/
estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun
puisinya dengan menggunakan :
1.   Figura bahasa ( figurative language) seperti gaya personifikasi,  metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar,
hidup, menarik dan memberi kejelasan
gambaran angan.
2.    Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.    Kata-kata beIjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan
dan
pengalaman jiwa penyair sehingga
terasa hidup dan memukau.
4.    Kata-kata
yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan
nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi
 tertentu.
5.    Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan  hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati
Dibalik kata-katanya yang padat, ekonomis dan sukar dicema maknanya itu, puisi
berisi potret kehidupan manusia. Puisi menyuguhkan kepada
kita  suasana-suasana dan peristiwa-peristiwa kehidupan
manusia dan juga dalam kaitan kehidupannya dengan
alam dan Tuhan. Ia merupakan hasil penghayatan dan pengalaman penyair
ternadap kehidupan manusia, terhadap alam dan Tuhan yang diekspresikannya
 melalui bahasa yang artistik.
Adapun alasan-alasan
yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan  Ilmu Budaya
Dasar adalah sebagai
berikut :
1.    Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut
"pengalaman perwakilan",  Ini berarti bahwa manusia senantiasa
ingin memiliki salah satu kebutuhan
dasamya untuk lebih menghidupkan  pengalaman hidupnya
dari sekedar kumpulan pengaIaman langsung yang terbatas.Dengan  pengalaman  perwakilan  itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat
 melihat dan mengerti banyak tentang dirinya
sndiri dan tentang
masyarakat.
2.    Puisi
dan keinsyafan/kesadaran   individual.
Dengan membaca
puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk
hati/pikinm manusia,  baik  orang
 lain  maupun  diri  sendiri, karena melalui  puisinya
 sang
 penyair
menunjukkan  kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan
 pengalaman setiap orang.
3.    Puisi
dan keinsyafan sosial
Puisi juga memberikan
kepada manusia tentang pengetahuan
 manusia sebagai
mahluk sosial, yang tedibat dalam isue dan problem sosial. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa ;
Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu
nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai
puisi-puisi adalah cinta kasih ( yang terpaut didalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan
).
Rendra dengan
puisinya "episode"  misalnya, melukiskan betapa kemesraan  cinta begitu merasuk kedalam jiwa dua sejoli muda-mudi
yang sedang menjalin cinta
Kami duduk berdua
di bangku halaman rumah pohon
jambu dihalaman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya
angin yang lewat
memainkan daun yang berguguran
tiba-tiba ia bertanya :
"mengapa sebuah kancing
bajwnu lepas terbuka 1"
aku hanya tertawa
lalu ia sematkan dengan mesra sebuah peniti menutup bajuku sementara itu
aku bersihkan
guguran bunga jambu
yang mengotori rambutnya.
Kemesraan cinta tidak saja terpatri
dalam lubuk hati masing-masing tetapi juga memancar dari sinar mata keduanya
 yang bening dan belaian-belaian  mesra jari jemari mereka yang bergetar. Cinta kasih itu kadang-kadang
 tidak berdiri
sendiri, ia sering berpadu  dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lain seperti penderitaan (kesepian,  kesedihan,  keputusasaan,   dll)
"Padamu  jua" misalnya
 mengungkapkan
 pandangan
 hidup ketuhanan dan ratapan hati Amir Hamzah yang hancur luluh karena tali cintanya yang telah begitu mesra dengan seorang gadis jawa direngut dan diputuskan
 oleh ayahnya, yang akan menjodohkan  puteranya dengan gadis pilihan  ayahnya yang masih terbilang
kemenakannya   sendiri.
Contoh:
 
Keris
 
BUDAYA INDONESIA YANG MENDUNIA
Sebagai warga negara Indonesia, kita patut berbangga bahwa 5 warisan budaya Indonesia turut menjadi kebanggaan dunia. Apa saja budaya tersebut dan apa yang membuatnya menjadi kebanggan dunia? Simak ulasannya berikut ini: 
1. Wayang
Wayang diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya bangsa Indonesia pada tahun 2003. Wayang sebagai “Karya Agung Budaya Dunia” yang diakui oleh UNESCO bukan hanya wayang Jawa tapi wayang Indonesia, termasuk wayang Bali, wayang golek Sunda, wayang Lombok, dll. Cerita-cerita yang dimainkan berkisah tentang dewa-dewi, persilatan, percintaan dan kepahlawanan yang pertunjukkannya selalu diiringi dengan musik gamelan. Sang dalang dalam pertunjukan wayang sangat pandai membawa suasana emosi penonton mulai dari serunya peperangan sampai cerita lucu yang dibawakan sang dalang sampai membuat penonton tertawa. Tahun 1950-1960an adalah puncak kejayaan wayang yang diakui para peneliti Barat, sebagai seni pertunjukan terindah di dunia.

Keris
UNESCO menyatakan Keris sebagai “Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity” pada tanggal 25 November 2005. Keris merupakan senjata tradisional Indonesia yang diyakini mengandung kekuatan supranatural. Raja-raja di nusantara menjadikan keris menjadi senjata pusaka. Keris telah digunakan sejak abad ke-9 dibuat dengan logam dan gagangnya dibuat dari tulang, tanduk atau kayu. Keris dibuat dari logam yang berkualitas. Keris Kuno bahkan logamnya berasal dari meteor yang jatuh ke bumi. Para Peneliti menyebut bahwa keris kuno mengandung unsur logam titanium suatu bahan yang baru pada abad 20 digunakan sebagai bahan pelapis kendaraan angkasa luar, tapi ternyata para Mpu pembuat keris telah menemukannya terlebih dahulu sebagai bahan pembuat keris.

 
 

0 comments:
Post a Comment