Politik,
Berita
I:
intelijen
- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berupaya menutup
pemberitaan demo mahasiswa yang mententang pemerintah sekarang ini.
“Pembungkaman
pers terhadap gerakan aksi protes mahasiswa terhadap kacaunya Pemerintahan
Jokowi sepertinya tidak disuarakan oleh pers. Nampak sekali ada upaya menutup
pemberitaan terhadap aksi mahasiswa,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada intelijen, Minggu (22/3).
Menurut
Muslim, demo mahasiswa yang dilakukan hampir seluruh Indonesia itu karena
melihat kondisi sosial, ekonomi dan hukum yang makin terpuruk di bawah Rezim
Jokowi.
“Demo
mahasiswa itu bukan rekayasa elit tertentu, tetapi lahir dari kondisi kehidupan
sosial ekonomi dan hukum yang terpuruk akibat tidak becusnya Jokowi dari
memerintah Indonesia,” paparnya.
Kata aktivis
ITB era 80-an, pemerintah Jokowi berupaya membujuk para mahasiswa agar tidak
turun ke jalan dengan janji diberi beasiswa melanjutkan studi lanjut.
“Inilah yang
menimbulkan ketidakpercayaan mahasiswa terhadap Jokowi. Maka dengan iming-iming
apapun untuk meredam mahasiswa tetap akan sulit,” jelas Muslim.
Muslim
mengatakan, kondisi kehidupan yang sulit karena mahalnya harga-harga dan
janji-janji palsu Jokowi akan di anggap mahasiswa sebagai sebuah kejahatan
politik.
“Maka jalan
satu-satunya aksi untuk turunkan Jokowi yang merebak di berbagai kampus.
Makanya jangn anggap enteng kekuatan mahasiswa. Meski dengan kapital kuat
jokowi ketakutan makanya dia berusah membungkan pers dan membungkam mahasiswa,”
jelas Muslim.
Berita II:
intelijen
- Presiden Joko Widodo
(Jokowi) sedang menyiapkan skenario agar demo mahasiswa 20 Mei 2015 yang
meminta mundur Presiden tidak diikuti banyak mahasiswa dan rakyat.
“Jokowi akan menyiapkan
skenario demo yang menuntut Jokowi mundur tidak banyak,” kata pengamat politik
Muslim Arbi kepada intelijen, Sabtu (4/4).
Menurut Muslim, salah satu
skenario nantinya akan dimunculkan isu terorisme. “Nantinya akan muncul
terorisme. Isu-isu yang menyangkut rakyat seperti kenaikan BBM, harga kebutuhan
pokok naik akan tertutup dengan isu terorisme yang lebih besar,” ungkap Muslim.
Mantan aktivis ITB era 80-an
ini mengatakan, Jokowi juga akan mengajak petinggi mahasiswa untuk pergi ke
luar negeri.
“Nantinya ada program
kunjungan para petinggi mahasiswa ke luar negeri, semacam study banding.
Padahal tujuannya untuk membungkam agar tidak melakukan demo,” jelas Muslim.
Selain itu, pemerintah akan
memberikan beasiswa kepada aktivis mahasiswa untuk melanjutkan belajar di dalam
negeri ataupun luar negeri. “Mereka ini juga dibungkam dengan beasiswa
melanjutkan kuliah di dalam dan luar negeri,” pungkas Muslim.
Presiden
Jokowi kini sedang dipoisisi yang tidak aman. Hal ini disebabkan para mahasiswa
mencoba untuk menurunkan Presiden Jokowi selaku kepala Negara dan kepala
pemerintahan untuk turun. Para mahasiswa ini melakukan demo besar-besaran,
naman nyatanya pers sama sekali tidak mengangkat berita tersebut ke dalam
media, media cetak maupun media visual seperti televisi. Hal ini sangat
janggal, karena biasanya pers selalu mengangkat berita-berita mulai dari berita
yang tidak penting hingga berita besar, akan tetapi berita besar yang terkait
dengan kepala pemerintahan sekaligus kepala Negara, Presiden Joko Widodo tidak
ter-ekspos oleh media.
Mahasiswa
yang melakukan demo, tidak hanya mahasiswa yang berada di Ibukota Jakarta,
namun juga di kota-kota Indonesia lainnya. Para mahasiswa diseluruh Indonesia
kini bersatu dan bergabung untuk melakukan demo ini. Pada Mei mendatang direncanakan
bahwa ribuan aktivis mahasiswa
dari berbagai jaringan elemen kampus di daerah berencana menyerbu masuk Jakarta
untuk menggelar aksi besar-besaran.. Aksi tersebut akan digelar secara besar-besaran di
depan Istana Negara di Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Pihak aparat
kepolisian diminta untuk tidak menghalangi. Hal ini dilakukan untuk
menggulingkan Presiden Jokowi dan Wakilnya Yusuf Kala, karena dianggap tidak mampu mengatasi
permasalahan yang terjadi di Negara Indonesia, permasalahan yang dihadapi
bangsa Indonesia bahkan semakin sulit dan semakin pelik.
Suatu sumber mengatakan bahwa
pemerintah atau peninggi Negara sudah menyiapkan suatu scenario untuk menutupi
masalah demo penurunan jabatan pada kepala pemerintahan, dikatakan bahwa ada suatu
masalah seperti terorisme besar-besaran agar masalag demo tersebut terabaikan.
Bahkan beberapa mahasiswa akan diajak keluar negeri agar mulutnya terbungkam.
Hal ini merupakan berita buruk bagi bangsa Indonesia, dengan digantinya kepala
pemerintahan tahun lalu 2014 bangsa Indonesia mengharapkan terciptanya Negara
yang nyaman tentram maju dan sejahtera, bukan
Negara yang peninggi-peninggi negaranya malah menjerumuskan pada
kesengsaraan atau tipu belaka. Kami bangsa Indonesia, mengharapkan pemimpin
yang mampu bias memimpin Negara Indonesia dengan baik.
0 comments:
Post a Comment