Pages - Menu

Pages - Menu

Saturday 13 December 2014

3. Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan

                                                     
                                             BAB III
                          KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR
DALAM KESUSASTRAAN

A.  PENDEKATAN KESUSASTRAAN

lBO,  yang  semula  dinamakan  Basic Humanities,  berasal  dari  bahasa  Inggris  the hu­ manities.  Istilah  ini berasal  dari bahasa latin Humanus,  yang berarti  manusiawi,  berbudaya, dan  halus.  Dengan  mempelajari  the humanities  orang  akan menjadi  lebih manusiawi,  lebih berbudaya  dan lebih  halus.  Jadi the humanities  berkaitan  dengan  masalah  nilai,  yaitu  nilai kita  sebagai  homo  humanus.
IBD adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dari MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya ( The Humanities ), Akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan earn memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswatidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya.Memang seperticabang-cabangthe humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajarkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.
B.   H..MU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN  DENGAN PROSA
Istilah prosa banyak padanarmya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja  Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diteIjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran. lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai unnik roman, atau novel, atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indoensia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
A.   Prosa lama meliputi
1.      dongeng-dongeng
2.      hikayat
3.      sejarah
4.      epos
5.      cerita pelipur lara
B. Proses prosa baru
1.      Cerita pendek
2.      Roman novel
3.      Biografi
4.      Kisah
5.      Otobiografi
C.   NILAI-NILAI  DALAM PROSA FIKSI
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak. mau karya sastra (prosa fiksi) langswtg atau tidak langsung membawakan  moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain ;
1.      Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan  kesenangan  yang diperoleh dari membaca  fiksi   adalah  pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan.
2.      Prosa fiksi memberikan infonnasi
Fiksi memberikan sejenis intormast yang tidak. terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan  masa kim, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sarna sekali.
3.       Prosa  fiksi  memberikan   warisan  kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli  imaginasi,  dan merupakan  sarana bagi pemindahan   yang tak henti-hentinya   dari  warisan  budaya  bang sa.
4.      Prosa  memberikan   keseimbangan   wawasan
Lewat   prosa   fiksi  seseorang   dapat  menilai   kehidupan   berdasarkan    pengalaman­ pengalaman   dengan  banyak  individu.

A.    ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/ unsur dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/ estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1.      Figura bahasa ( figurative language) seperti gaya personifikasi,  metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2.      Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.      Kata-kata belahan jiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.      Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi  tertentu.
5.      Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan  hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati
Contoh:
Puisi karya Kahlil Gibran

Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;

sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku,

Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;

ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya,

dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.

Betapa dapat aku mendesahkannya?

Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana

Kepada siapa aku akan menyanyikannya?

Dia tersimpan dalam relung sukmaku

Kerna aku risau, dia akan terhempas

Di telinga pendengaran yang keras.

Pabila kutatap penglihatan batinku

Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,

Dan pabila kusentuh hujung jemariku

Terasa getaran kehadirannya.

Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,

Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.

Air mataku menandai sendu

Bagai titik-titik embun syahdu

Yang membongkarkan rahsia mawar layu.

Lagu itu digubah oleh renungan,

Dan dikumandangkan oleh kesunyian,

Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,



No comments:

Post a Comment