STUDI KASUS
Indonesia merupakan
salah satu negara dengan kekayaan dan keragaman alam serta budaya yang luar
biasa. Tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia termasuk tinggi, yakni sekitar
1,98% per tahun. Indonesia merupakan negara dengan nomor urut keempat dalam
besarnya jumlah penduduk setelah China, India, dan Amerika Serikat. Menurut
data statistik dari BPS, jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 225 juta
jiwa, dengan angka pertumbuhan bayi sebesar 1,49 % per tahun. Angka pertumbuhan
ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan angka pertumbuhan bayi pada tahun
1970, yaitu sebesar 2,34%. Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, maka
pertambahan penduduk setiap tahunnya adalah 3,5 juta jiwa. Jumlah itu sama
dengan jumlah seluruh penduduk di Singapura. Lonjakan penduduk yang sangat
tinggi atau baby booming di Indonesia akan berdampak sangat luas, termasuk juga
dampak bagi ekologi atau lingkungan hidup. Hal itu dapat mengganggu
keseimbangan, bahkan merusak ekosistem yang ada. Dengan laju pertumbuhan
penduduk Indonesia sebesar 1,98% per tahun, penduduk Indonesia pada 45 – 50
tahun mendatang diperkirakan akan berlipat ganda yakni menjadi 480 juta jiwa.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat drastis, tentunya menyisakan penduduk
miskin. Penduduk miskin mempunyai keterbatasan mengakses kebutuhan dasar yang
tentunya berpengaruh pada tubuh yang lemah dan kesehatan secara keseluruhan,
sehingga mereka tidak dapat mencari nafkah dengan baik, tentunya hal ini
membawa konsekuensi pada kemiskinan yang lebih dalam dan panjang dari generasi
ke generasi, biasa disebut lingkaran setan kemiskinan, atau kemiskinan
struktural.SOLUSI:
Pertumbuhan penduduk di Indonesia sangatlah pesat, karena Indonesia termasuk ke dalam peringkat ke 4 penduduk terbanyak di dunia. Di ASEAN negara Indonesia merupakan peringkat pertama dalam penduduk terbanyak. Laju pertumbuhan yang pesat sangat mengkhawatirkan karena dapat menimbulkan tindakan-tindakan kriminalitas yang tinggi,\Karena penduduk yang banyak akan menimbulkan persaingan yang sangat kompetitif. Kriminalitas sekarang sangat merajalela, dimana-mana tindak kejahatan tak kenal tempat dan siapa dan dimana. Maka dari itu, pemerintah harus turun tangan untuk menangani masalah pertembuhan penduduk ini. Dengan ditekannya angka kelahiran akan mengurangi tingkat populasi penduduk di Indonesia, dengan adanya program KB ( Keluarga Berencana) dengan anak cukup 2 saja. Dengan demikian, akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Apalagi dijaman dahulu dikenal dengan semboyan "Banyak anak banyak rejeki" maka budaya yang demikian harus dihilangkan perlahan demi masa depan bangsa yang lebih baik dan sejahtera.
Sumber:
http://shadrina-life.blogspot.com
No comments:
Post a Comment