Sunday 4 January 2015

10. Manusia dan Kegelisahan

Bab 10

Manusia dan Kegelisahan


Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang beraru tidak tenteram hatinya selalu merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hari maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya tidak sabar ataupun dalam kecemasa.
          Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu gejala tingkah laku atau gerak gerik tersebut muknya lain dari bisasanya mialnya berjalan mondar mandir dalam ruangan tertentu sambil menundukkannya kepadalnya memandang jauh kedepan sambil mengepalkan tangannya duduk termenung sambil memegang kepalanya duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain lain
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari keemasan karena itu dalam kehidupn sehari hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan kekhawatiran ataupunk ketakutan definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena hal yang didingainkannya tidak tercapai.
Tiga Macam Kecemasan Yang Menimpa Manusia
Sigmeund freud ahli psikoanalisa berpendapat bawa ada tiga macam kecemasan yang menimpa mansusia yaitu kecemasan kenyataan (objektid) kecemasan neurotic dan kecemasan moril.
§  Kecemasaan Objektif
Kecematan tentang kenyataaan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorangyang mengancam ntuk mencelakaakaknnya pengalaman bahaya mewarisi kecenderungannya untuk menjadi takut kalau berada dekat benda benda tertentu atau keadaan tertentu di lingkungannya.
Sebagai contoh, jika seorang wanita yang pernah trauma dengan kecoa, maka dia akan cenderung takut jika melihat kecoa. Namun ada orang dengan reaksi membalik. Karena ia mendendam maja ua berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagi pelampiasannya. Misalnya seperti ayng ada di Film Forbidden Party, a.k.a Invitation only.
§  Kecemasan Nerotis (Syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya yang naluriah. menurut Sugmund Freud kecemasan ini dibagi menjadi tiga macam.
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri atau takut akan id nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seorang yang gelusan , yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat terjaid.
§  Kecemasaan Moril
Kecemasan moril sidebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam macam emosi antara lain: iri, benci dendam dengki dan marah gelisah cinta dan rasa kurnag percaya diri.
Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang canntik maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan segingga kawan kawannya lebih diniliai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menimbulakan kecemasan moril

Sebab-sebab Orang Gelisah
§  Gelisah terhadap dosa-dosa dan pelanggaran ( yang telah dilakukan )
§  Gelisah terhadap hasil kerja ( tidak memenuhi kepuasan spiritual)
§  Takut akan kehilangan milik ( harta dan  jabatan )
§  Takut menghadapi keadaan masa depan ( yang tidak disukai )

Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
Usaha-usaha yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kegelisahan ini peratama-tama harus mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi. Sedangkan cara yang paling ampuh untuk mengatasi kegelisahan adalah dengan berserah diri kepada Tuhan.

Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu dalah dari kata dasar terasing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Penyebab orang berada dalam posisi terasingkan adalah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat atau kekurangan yang ada pada diri seseorang , sehingga ia dapat atau sulit menyesuaikan diridalam masyarakat.

Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian. Karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.

Penyebab Kesepian
Menurut Middlebrook (1980), ada dua faktor penyebab dari kesepian, yaitu :
1.     Faktor Psikologis
A.   Existential Loneliness
Kesepian ini disebabkan oleh kenyataan adanya keterbatasan keberadaan manusia yang disebabkan oleh terpisahnya seseorang dengan orang-orang lain, sehingga tidaklah mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan pengalamannya dengan orang lain.
B.   Pengalaman traumatis hilangnya orang-orang terdekat
Hilangnya seseorang yang sangat dekat dengan individu secara tiba-tiba tanpa bisa dihindari seringkali dianggap sebagai penyebab kesepian.
C.   Kurangnya dukungan dari orang lain
Kesepian dialami oleh mereka yang merasa tidak sesuai dengan lingkungannya. Mereka yang mengalami kesepian manganggap diri mereka sebagai orang yang diremehkan dan ditolak lingkungannya.
D.   Adanya masalah krisis dalam diri seseorang dan kegagalan
Bila seseorang merasa harga dirinya terganggu, ia akan menghilangkan semangatnya dan merasa kosong serta menghindar untuk mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
E.    Kurangnya rasa percaya diri
Meskipun individu dapar melakukan hubungan sosial dengan baik, namun ia merasa bahwa lingkungan disekitarnya kurang melibatkannya, sehingga menyebabkan individu merasa kesepian, ia hanya dapat berhubungan sosial secara formalitas saja.
F.    Kepribadian yang tidak sesuai dengan lingkungan
Orang-orang yang menjengkelkan, seperti pemarah, terlalu patuh dan tidak mempunyai kemampuan bersosialisasi akan dihindari dari lingkungannya, sehingga mereka merasa kesepian.
G.   Ketakutan untuk menanggung resiko sosial
Individu ini takut terlalu dekat dengan orang lain, bercerita banyak, sehingga mereka yang kesepian akan melihat kedekatan sosial sebagai sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.
2.     Faktor Sosiologis
A.   Takut dikenal orang lain
Individu merasa takut dikenal oleh orang lain, sehingga hal tersebut menghilangkan kesempatannya untuk berhubungan dekat dengan orang lain.
B.   Nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan sosial
Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti privacy, kesuksesan dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat oleh nilai-nilai tersebut.
C.   Kehidupan di rumah
Rutinitas di rumah seperti adanya jam makan, keributan di rumah dan kebiasan lainnya juga akan menyebabkan seseorang merasa kesepian karena kejenuhan.
D.   Perubahan pola-pola dalam keluarga
Kehadiran orang lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan dengan anggota keluarga lain.
E.    Pindah tempat
Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan seseorang tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain.
F.    Terlalu besarnya suatu organisasi
Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan menambah perasaan terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk mengenal satu sama lain.
G.   Desain arsitektur bangunan
Bentuk bangunan yang canggih juga berpengaruh terhadap interaksi sosial. Hal ini mengingat bangunan-bangunan dapat menyebabkan masyarakat menjadi individualistis di mana interaksi sosial menjadi terbatas.
Sadler (dalam Kirana, 2005) menambahkan bahwa kesepian dapat disebabkan karena lima hal, yaitu :
  Interpersonal Problems
Hal ini disebabkan karena subjek kehilangan orang-orang terdekatnya atau memutuskan hubungan dengan orang lain (berpisah atau bercerai).
2.     Social Shock
Masalah-masalah sosial seringkali membawa dampak negatif, terutama pada masyarakat perkotaan (urban society) seperti pengangguran.
3.     Culture Shock
Setiap kebutuhan memiliki ciri-ciri khas masing-masing. Ketika individu pindah ke tempat baru maka perbedaan budaya antara tempat asal dan tempat individu sekarang dapat menimbulkan masalah-masalah lain, tidak terkecuali kesepian.
4.     Cosmic Problems
Hal ini berkaitan dengan eksistensial manusia atas apa yang sesungguhnya diinginkan dari kehidupan yang dijalaninya.
5.     Psychological Problems
Masalah-masalah psikologis merupakan sebab potensial yang dapat menimbulkan kesepian, terutama bila individu yang bersangkutan tidak mampu menyelesaikan masalah terus-menerus larut dalam kesedihan.


Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah sebutan yang digunakan dengan berbagai cara di sejumlah bidang,termasuk filosofifisikastatistikaekonomikakeuanganasuransipsikologisosiologiteknik, dan ilmu pengetahuan informasi. Ketidakpastian berlaku pada perkiraan masa depan hingga pengukuran fisik yang sudah ada atau yang belum diketahui.
Contohnya, jika Anda tidak tahu apakah besok hujan, maka Anda mengalami ketidakpastian. Bila Anda menerapkan kemungkinan ini pada hasil memungkinkan yang menggunakan perkiraan cuaca, Anda telah memperkirakan ketidakpastian.
Penyebab Ketidakpastian
Penyebab ketidak pastian adalah tidak ada yang sama di dunia ini, dan juga kemampuan manusia yang terbatas untuk memastikan sesuatu hal yang ada, serta kekuasaan tiada batas yang dimiliki Allah SWT, dimana setiap manusia tidak akan mengetahui kehendak-Nya.
Usaha Mengatasi Ketidakpastian

Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakpastian yakni bersiap-siap terlebih dahulu, merencanakan segala sesuatunya dengan matang, dan juga berdo’a agar apa yang diinginkan tercapai.

Contoh:

Merubah Persepsi

Karena akar penyebab terorisme dan fundamentalisme adalah kecemasan terhadap ketidakpastian hidup, maka cara untuk menghindarkan diri dari tindakan itu, salah satunya yaitu dengan merubah sudut pandang kita mengenai ketidakpastian hidup.
Bill Knaus, seorang psikolog yang juga seorang penulis, dalam artikel yang berjudul Uncertainty, Anxiety, Indecision, and Procrastination, yang termuat dalam situs psychologytoday menjelaskan bahwa kita dapat mendekati/menyikapi ketidakpastian hidup dengan dua cara, yakni menyikapinya sebagai ancaman. Atau, kita bisa juga menyikapinya sebagai tantangan.
Menyikapi ketidakpastian hidup sebagai ancaman senantiasa memunculkan kecemasan terhadap masa depan. Sementara itu, menyikapi ketidakpastian hidup sebagai tantangan niscaya memunculkan optimisme dan antusiasme dalam diri kita.
Oleh karena itu, untuk menghindarkan diri dari tindakan teror lantaran cemas akan ketidakpastian hidup, kita perlu merubah persepsi kita mengenai ketidakpastian hidup. Sikapilah ketidakpastian hidup sebagai sebuah tantangan yang mendorong kita menjadi pribadi yang lebih berkualitas.
Setidaknya, ada 2 cara memandang ketidakpastian hidup sebagai tantangan, di mana cara-cara ini dapat menghindarkan diri kita dari tindakan teror dan fundamentalisme.

1. Semua orang menghadapi ketidakpastian hidup

Teror dan fundamentalisme terjadi lantaran kita memandang hanya kitalah yang mengalami ancaman ketidakpastian hidup. Sementara itu, ada kelompok lain yang tidak mengalami ancaman itu.
Dengan pandangan seperti di atas, kita melihat orang/kelompok lain sebagai penyebab ketidakpastian hidup kita, yang pada ujungnya mendorong kita untuk melakukan tindakan-tindakan teror melawan kelompok itu.
Tetapi, apakah benar ketidakpastian hidup hanya mengancam kita saja?
Mungkin, saat ini orang lain hidup mapan dengan pensiun terjamin. Tetapi, siapa yang dapat menjaminnya selamat dari bencana atau penyakit yang mematikan?
Tidak ada yang dapat menjamin manusia selamat dari ancaman bencana global warming. Tidak ada pula yang mampu menjamin manusia selamat dari anacaman bencana akibat bumi dan asteroid bertabrakan.
Padahal, bencana-bencana seperti itu senantiasa mengincar kita. Dan, bukan hanya kita saja yang menjadi incaran, melainkan seluruh umat manusia.
Jadi, kita tidak perlu mencemaskan ketidakpastian hidup. Ketidakpastian hidup merupakan keadaan yang tidak bisa dihindari oleh umat manusia. Ketidakpastian hidup adalah intrinsik dalam kehidupan umat manusia. Sejak zaman purba hingga zaman sekarang, antagonisme alam silih berganti mengancam kehidupan umat manusia. Yang bisa kita lakukan adalah bertahan semampu kita.

2. Sumber kehidupan dan kreativitas

Pernahkah Anda membaca tesis yang berjudul “The End of History and the Last Man” yang ditulis oleh Francis Fukuyama, seorang ilmuan politik dan ekonom asal Amerika Serikat? Atau, paling tidak, pernahkah Anda mendengar desas-desus tentang tesis itu atau mendengar istilah “akhir sejarah”?
Secara ringkas, tesis itu menjelaskan bahwa sekarang ini, zaman kapitalisme global, merupakan zaman “akhir sejarah”. Ini artinya, sekarang ini, semua perjuangan telah berakhir. Perjuangan umat manusia (menuju kehidupan yang lebih baik) telah menemukan kesempurnaannya, dan dengan demikian, ke depannya, sudah tidak ada lagi yang perlu diperjuangkan.
Penulis belum membaca tesis itu hingga selesai. Tetapi, ketika mendengar ungkapan “akhir sejarah”, bahwa perjuangan umat manusia telah berakhir, sangat mengusik batin penulis. Timbul rasa berdigik di dalam batin penulis ketika mendengar ungkapan itu.
Mengapa? Saat mendengar ungkapan itu, seketika timbul di dalam benak penulis bayangan tentang akhir sejarah, di mana benar-benar sudah tidak ada lagi yang perlu diperjuangkan; Sudah tidak ada lagi yang perlu didiskusikan, ditulis, dan diperdebatkan; Sudah tidak ada lagi misteri yang perlu digali di dunia ini; Manusia telah mengungkap semua misteri kehidupan.
Sungguh membosankan! Yup! Membosankan! Betapa tidak? Sudah tidak ada misteri yang perlu digali sama artinya sudah tidak ada lagi yang perlu dipelajari.
Dari gambaran di atas mengenai “akhir sejarah”, kita tahu bahwa “akhir sejarah” sama artinya dengan berhentinya gerak kehidupan manusia. Manusia disebut mengalami hidup manakala ia bergerak. Sementara itu, gerak terjadi manakala ada pertentangan/masalah yang perlu diselesaikan.
Bagaimana jadinya jika semua masalah telah terselesaikan? Maka hidup pun berhenti bergerak. Dan, saat hidup berhenti bergerak, saat itu pula hidup disebut mati.
Nah, kepastian (certainty) merupakan konsekuensi dari “akhir sejarah”. Saat kita tiba pada masa “akhir sejarah”, kehidupan manusia penuh dengan kepastian. Tidak ada lagi masalah yang perlu dipecahkan, tidak ada lagi pertentangan yang perlu diperjuangkan. Kita tinggal menjalani hidup kita dengan tenang.
Tetapi, bagaimana kita menjalani hidup saat semua masalah telah terpecahkan? Tentu saja, hidup kita akan stag. Tidak ada lagi kemajuan yang bisa dicapai. Dan, saat sudah tidak ada lagi kemajuan hidup yang dapat dicapai, saat itulah kita merasa hidup kita membosankan!
Jadi, kepastian identik dengan stagnasi. Kepastian sangat erat hubungannya berhentinya gerak. Kepastian identik dengan habisnya kreativitas umat manusia.
Dan, jika kita memandang ketidakpastian (uncertainty) sebagai lawan dari kepastian (certainty), maka ketidakpastian erat kaitannya dengan gerak; Ketidakpastian merupakan sumber kreativitas.

0 comments:

Post a Comment